INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT
Arjuna Rachmat Omar (51418106) 1IA16
Dimas Nugraha (51418969) 1IA16
Gema Anjas Sara (52418880) 1IA16
Tsaqif Syihab Az-Zuhri (57418158) 1IA16
1.
PERTUMBUHAN INDIVIDU
A. PENGERTIAN
INDIVIDU
“Individu” berasal dari kata latin, “individuum”
artinya “yang tidak terbagi”. Jadi Individu merupakan suatu sebutan yang
dipakai untuk menyatakan kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu
sosial, Individu menekankan penyelidikan pada kenyataan-kenyataan hidup
istimewa yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia. Individu bukan
berarti manusia sebagai suatu kesatuan melainkan manusia sebagai makhluk hidup
yang dihitung dalam “perseorangan”.
Oleh karena itulah, sifat satu individu dengan yang
lainnya berbeda meskipun mereka tinggal dalam satu lingkungan yang sama.
Sejenis tetapi tidaklah sama, pola pikir dan sifat memiliki cirinya tersendiri.
Karena diferensiasi itulah, Individu memiliki keuntungan dalam mengetahui
sejumlah wawasan seperti bahasa, agama, adat istiadat, hukum, ilmu pengetahuan
dan sebagainya. Berdasarkah hal tersebut maka diperolehlah kesimpulan bahwa
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya, melainkan juga memiliki pola dan tingkah laku spesifik
dan lainnya.
B. PENGERTIAN
PERTUMBUHAN
Secara generalisasi, pertumbuhan adalah proses
pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat irreversible (tidak dapat
dibalik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumblah sel akibat adanya
proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena
pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada
makhluk hidup yang bersangkutan. Perubahan dalam proses pertumbuhan biasanya
disebut dengan istilah protes. Menurut pengertian ahli aliran asosiasi,
Pertumbuhan adalah suatu proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada
seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman empiris luar
maupun panca indera yang menimbulkan sensations atau pengalaman melalui keadaan
mental sendiri yang menimbulkan reflection.
Sedangkan menurut pendapat ahli psikologis Gestalt,
Pertumbuhan adalah suatu proses differensiasi yaitu terjadinya pertumbuhan pada
seseorang secara perlahan dengan mengenal sesuatu secara keseluruhan barulah
kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada. Diliain pihak menurut
konsepsi sosialisasi, Pertumbuhan merupakan salah satu proses dari sosialisasi
dimana individu secara perlahan tumbuh dengan berinteraksi sosial bersama
individu lainnya baik di dalam maupun luar lingkungannya.
C. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
Pada garis besarnya, perumbuhan itu terbagi menjadi tiga
aliran yaitu;
A.
Pendirian
Nativistik, Menurut pendapat ahli mengenai aliran ini, Pertumbuhan individu
itu semata-mata ditentukan oleh faktor yang dibawa sejak lahir. Mereka
berpendapat bahwa jika orang tua seorang anak memiliki bakat tertentu, misalnya
penyanyi atau pelukis, maka bakat yang dimiliki orang tua itu bisa saja menurun
dan diwariskan pada anaknya. Sehingga anak tersebut memiliki suatu kemiripan
dengan figure orang tua kandungnya. Namun sampai saat ini masih diragukan
apakah kesamaan yang dimiliki anak dan orang tuanya ini berasal dari pembawaan
sejak lahir ataukah karena ditopang berbagai fasilitas yang menuntunnya melalui
jalan yang sama seperti orang tuanya.
B.
Pendirian
Empiristik dan Enviromentalistik, Teori ini adalah kebalikan dari
Nativistik. Para ahli berpendapat bahwa pertumbuhan individu itu berasal dari
lingkungannya bukan pada dasar yang terpendam di dalam diri sejatinya. Jadi,
pada dasarnya, pendirian ini menolak pada dasar yang ada di dalam diri Individu
dan lebih menekankan pada lingkungan dimana Individu itu berada. Pendirian
macam ini biasa disebut Enviromentalistik. Menurut paham ini, di dalam
pertumbuhan Individu baik dasar maupun lingkungan sama-sama memegang pemeranan
yang sangat penting dimana bakat dan dasar yang dimiliki individu itu haruslah
dapat diserasikan dengan lingkungannya. Misalnya, seorang anak yang tumbuh di
lingkungan masyarakat normal suatu saat juga akan menjadi bagian dari
masyarakat tersebut ketika dewasa nanti sedangkan seorang anak yang hidup
terlantar di dalam hutan dan diasuh oleh komplotan serigala kelak ketika dewasa
nanti akan bertingkah laku layaknya serigala, ia meniru apa yang diberikan
lingkungan kepadanya.
C.
Pendirian
Konvergensi dan Interaksionisme, Konsepsi konvergensi ialah
konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa
interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Nampak lain dengan konsepsi konvergensi yang berpandangan oleh dasar (bakat)
dan lingkungan. B. MACAM – MACAM FUNGSI KELUARGA
D. TAHAPAN
PERTUMBUHAN INDIVIDU BERDASAR PSIKOLOGI
· Masa Vital
(0 – 2), yaitu masa seorang Individu untuk mempelajari berbagai hal yang ada di
dunianya karena pada masa itu ia baru dilahirkan ke dunia.
· Masa
Estetik (2 – 7), yaitu masa seorang Individu mempelajari panca indera yang
dimilikinya.
· Masa
Intelektual (7 – 14), yaitu masa seorang Individu dalam mempelajari suatu hal
yang dianggap baik atau buruk dimana hal tersebut akan mempengaruhi pembentukan
karakter yang ia miliki di masa depan yang akan datang.
· Masa Sosial
(14 – 21), yaitu masa dimana seorang Individu sudah dapat menguji dirinya
sendiri lebih lanjut dalam kehidupan serta menghasilkan suatu keterampilan dan
kemampuan untuk membuat pendirian hidup.
2.
KELUARGA
A. PENGERTIAN
KELUARGA
Keluarga berasal bahasa Sanskerta: “kulawarga”; “ras”
dan “warga” yang berarti anggota. Berdasarkan penjelasan di atas, Keluarga
adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan
darah. Generalisasi lain juga menerangkan bahwa keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998), di dalam keluarga
terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan Keluarga juga merupakan kelompok pertama
yang dikenal oleh Individu dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
pertumbuhan maupun perkembangan Individu tersebut baik sebelum maupun sesudah
dirinya terjun secara langsung dan menjadi bagian dari Masyarakat dalam
lingkungannya.
B. MACAM –
MACAM FUNGSI KELUARGA
Ø Fungsi
Biologis, yaitu fungsi Keluarga dalam melakukan tugas utamanya untuk meneruskan
keturunannya.
Ø Fungsi
Pemeliharaan, yaitu fungsi Keluarga untuk melindungi setiap bagian anggota
keluarganya dari gangguan – gangguan dengan cara menyediakan rumah sebagai
tempat bernaung, memberikan layanan kesehatan ketika salah satu anggotanya
sakit dan memberikan keamanan dari segala bahaya yang mengancam.
Ø Fungsi
Ekonomi, yaitu fungsi Keluarga sebagai pemenuh kebutuhan setiap anggotanya.
Misalnya seperti seorang kepala keluarga yang mencari nafka untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya setiap hari.
Ø Fungsi
Keagamaan, yaitu fungsi Keluarga sebagai media untuk mengenalkan/menanamkan
nilai-nilai atau unsur keagamaan kepada anggotanya. Misalnya dengan menanamkan
keyakinan umat manusia akan adanya Tuhan serta jalan hidup di dunia ini maupun
di akhirat kelak.
Ø Fungsi
Sosial, yaitu fungsi Keluarga sebagai pemersiap masa depan anaknya jika kelak
suatu saat nanti terjun ke dalam dunia masyarakat dan lingkungannya.
Sedangkan dalam Buku Sosial
Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, beliau berpendapat bahwa fungsi –
fungsi dari sebuah Keluarga meliputi hal – hal seperti berikut;
o Pembentukan
Kepribadian, yaitu fungsi keluarga sebagai peletak dasar kepribadian anak –
anaknya dengan tujuan untuk memproduksi atau melestarikan kepribadian mereka
pada anak dan cucunya.
o Alat
Reproduksi, Erat kaitannya dengan fungsi pertama, Keluarga dalam hal ini
berfungsi sebagai alat reproduksi kepribadian – kepribadian yang pada dasarnya
berakar dari etika, estetika, moral dan kebudayaan yang berkolerasi fungsional
dengan sebuah struktur dalam masyarakat tertentu.
o Eksponen
Dalam Kebudayaan, adalah peran penting Keluarga sebagai transmisi kebudayaan
kepada keturunannya.
o Lembaga
Ekonomi, Dalam lembaga masyarakat biasanya tertdapat sistem kekeluargaan yang
sangat luas. Sistem kekeluargaan yang saling terjalin inilah yang dapat
mempengaruhi dan menguasai bidang perekonomian masing-masing keluarga tersebut
yang menjadi anggota di dalamnya.
o Pusat
Pengasuhan dan Pendidikan, Fungsi Keluarga sebagai lembaga pendidikan kepada
anaknya dimana mereka memberikan wawasan terhadap keturunannya tersebut dengan
caranya tersendiri. Misalnya seorang anak lelaki akan mendapatkan pelatihan
dari Ayahnya sebelum ia bisa terjun dan menjadi anggota masyarakat begitu pula
sebaliknya dimana anak perempuan mendapat pengajaran dari Ibunya.
3.
MASYARAKAT
A. DEFINISI
MASYARAKAT DAN PENDAPAT PARA AHLI
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu
kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.
Sedangkan menurut para ahli, masyarakat adalah;





B. PENGGOLONGAN
MASYARAKAT
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, Masyarakat dibedakan
menjadi dua golongan yaitu Masyarakat sederhana dan Masyarakat maju (modern).


o Masyarakat
Non-Industri, Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group)
§ Kelompok
Primer, Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif,
lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to
face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka,
karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat interaksidalam
kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta
menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran,
tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara
sukarela.
§ Kelompok
Sekunder, Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak
langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat
interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif. Para anggota menerima pembagian
kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut
dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan
tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati.
§ Masyarakat
Industri, Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas
masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling
ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau
kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu.
4.
HUBUNGAN
ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Manusia
sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat dipisahkan antara jiwa dan
raganya dalam prosesnya untuk bisa berkembang ia memerlukan keterpaduan antara
perkembangan jasmani maupun rohani. Sebagai makhluk yang sosial, seorang
individu tidak dapat berdiri sendiri dan saling membutuhkan antara dirinya
sendiri dengan individu lainnya untuk mengadakan hubungan sosialisasi di tengah
– tengah masyarakat.
Keluarga
yang memiliki berbagai fungsi yang dijalankannya merupakan perwujudan dari
suatu wahana/wadah dimana seorang Individu mengalami proses bersosialisai untuk
yang pertama kalinya juga memiliki peranan yang begitu penting bagi Individu
tersebut karena dari keluargalah seorang Individu itu ditempa karakternya untuk
bisa menjadi bagian dari masyarakat luas ketika dewasa nanti.
Sebagai
bagian yang tak dapat dipisahkan dari masyarakat, Keluarga juga memiliki
kolerasi fungsional dengan masyarakat tertentu. Itulah sebabnya mengapa proses
pengembangan Individu menjadi seseorang yang berwatak dan memiliki kepribadian
seharusnya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga
seorang Individu menjadi seseorang yang dewasa dan mampu mengendalikan dirinya
sendiri juga melakukan sosialisasi di dalam masyarakat yang ada di
lingkungannya.
Masyarakat
adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi dan memiliki keterikatan untuk
mencapai suatu tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat dimana seorang Individu
mampu melihat dengan jelas proyeksi pengembangan itu. Jika keluarga adalah
tempat dimana awal proses bermula, maka dalam masyarakatlah individu akan di
uji coba untuk mengembangkan apa yang telah ia dapatkan dari keluarganya untuk
diterapkan ketika menjadi bagian dari masyarakat.
Seorang
individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti dirinya telah berada
dalam suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu
itu menjadi jelas dan bermakna, karena disinilah Individu itu akan terlibat
secara langsung dan menjadi perwujudan anggota masyarakat.